🐀 Nama Nama Kawitan Di Bali

Luaswilayah Pulau Bali diperkirakan mencapai 5.636,66 kilometer persegi. Keadaan Alam di Pulau Bali. Keadaan alam di Pulau Bali yang bisa diamati pada peta meliputi beberapa kenampakan geografis seperti dari gunung, sungai, dataran rendah dan pantai. Nama-nama gunung di Pulau Bali contohnya Gunung Agung, Gunung Abang, gunung Catur, dan Gunung DiBali permata sangat dihargai sekali sebagai bagian dari kehidupan umat HINDU.Karena permata adalah salah satu sarana untuk upacara tertentu.Disini saya tidak mengulas detail untuk upacara apa saja permata digunakan.Saya lebih fokus mengulas sedikit tentang ciri,fungsi , kegunaan dan nama yang diberikan oleh masyaraka Bali. · NAMA MIRAH Dibanguntahun 1634 oleh Raja.Mengwi saat itu I Gusti Agung Putu, kemudian dipugar tahun 1937. Dihiasi oleh meru - meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukkan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para dewa yang berstana di Pura-pura lain di Bali, Pura Taman Ayun adalah Pura lbu ( Paibon) bagi kerajaan Mengwi. Sanggah Kamulan berasal dari dua kata yaitu:sanggah (sanggar) yang artinya tempat pemujaan dan kamulan artinya (mula) artinya akar,umbi,dasar,permulaan,asal.Kamulan juga sering disebut kamimitan dari kata (wit) yang artinya sumber atau asal darimana manusia ada.Jadi sanggah kamulan adalah tempat pemujaan asal atau sumber.Sanggah kamulan Kawitanberasal dari bahasa sansekerta yaitu Wit yang artinya asal mula. Asal mula manusia adalah Tuhan, maka sesungguhnya setiap orang punya Kawitan. Jadi Kawitan adalah pengingat asal atau ada pula yang mendefinisikan Kawitan merupakan leluhur yang pertama kali datang di Bali atau lahir di Bali dan menetap di Bali sampai punya keturunan. Yogamenambahkan, seorang ahli waris menurut hukum adat Bali, tidak saja mewarisi hak, akan tetapi juga mewarisi kewajiban dari si pewaris. Warisan berupa hak misalnya hak atas harta kekayaan yang Namabayi Bali bukan hanya terdengar agung, namun juga kaya akan makna. Memilih nama selalu menjadi bagian yang membahagiakan bagi orangtua baru. X. Sebuah nama dalam bahasa Bali mungkin membuat Anda teringat akan masa kejayaan kerajaan-kerajaan kuno di masa lalu, serta filosofi hidup nenek moyang yang diwariskan pada kita. Selainitu, Pura Kawitan berperan selaku tempat berhubungan antar sama-sama masyarakat Sri Karang Buncing dan semua warih (turunan) dari Sri Ksari Warmmadewa di mana juga mereka berada. Dalam Lontar Usana Bali, Bhisama Sesudah Meninggal dunianya Ki Kebo Iwo dan Ki Pasung Gerigis, Dan Timbulnya Pura Kawitan Sri Karang Buncing, berikut ini: NamaAgama Siwa Budha dijadikan dasar Falsafah ke Agamaan di Bali sama dengan di Kadhri hingga Majapahit Jawa Tempo dulu, Juga disebutkan Sang Hyang Kamahayanikan merupakan inti ajaran Siwa Budha yang diterapkan dan sejak itu sampai sekarang menjadi Dasar Peri Kehidupan dan sayang di Jawa sudah tidak dipakai dan Lontar Lontar dibakar karena kitab Kafir dan tidak boleh dipelajari karena . Om Swastiastu, Sepertinya sudah lama saya tidak menulis tentang Hindu di Blog saya ini, berhubung saya baru datang dari Touring Religi ke Pura Ulun Danu Batur dan Pura Besakih pada hari Kamis tanggal 7 April 2016 jadi saya ada ide untuk menulis sedikit tentang apa itu Kawitan yang ada di Bali. Mungkin sudah banyak orang yang mengenal dengan kata Kawitan ini, namun tidak ada salahnya juga saya coba tulis di sini. Nah berikut akan saya coba tulis kembali yang saya ambil dari beberapa sumber. Seperti kita ketahui kalau di Bali adalah menganut sistem keturunan Patrilineal atau berdasarkan keturunan dari keturunan lelaki atau Purusa, jadi oleh sebab itu kita patut tahu sebelum kita membahas tentang Kawitan ini yang mungkin bisa menjadi dasar untuk mengetahui asal muasal dari Kawitan yang ada di Bali saat ini. Kawitan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Wit yang artinya asal mula. Asal mula manusia adalah Tuhan, maka sesungguhnya setiap orang punya Kawitan. Jadi Kawitan adalah pengingat asal atau ada pula yang mendefinisikan Kawitan merupakan leluhur yang pertama kali datang di Bali atau lahir di Bali dan menetap di Bali sampai punya Kawitan didasari oleh Atma Tattwa dan Purnabhawa. Bahwa roh leluhur akan menjelma kembali menjadi manusia, bisa jadi anak-cucu kita, dalam kaitan ini pemujaan Kawitan adalah bagian dari Bhakti Marga, mewujudkan kasih sayang kepada leluhur dan keturunan kita. Pemujaan Kawitan juga dapat didasari oleh Moksa, karena dalam upaya mensucikan roh leluhur, salah satu caranya dengan menyembah roh leluhur, mendoakan tercapainya Amoring Kawitan Di luar Bali kawitan itu ada tetapi tidak secara visual dalam bentuk merajan. Konsep merajan kawitan ada mulai abad ke-11 yang diterapkan oleh Ida Mpu Kuturan di Bali sebagai benteng pertahanan dan pengingat, karena bercermin dari pengalaman sejarah runtuhnya kerajaan Hindu di Jawa. Di jawa Kawitan tidak selengkap di Bali, di Jawa Kawitan yang ada hanya dalam bentuk candi pemujaan kerajaan leluhur dan sebagainya yang lebih bersifat umum, yang ikatannya tidak sekuat konsep Kawitan di adanya banyak Kawitan, ini bersumber dari kondisi sosial dan kedudukan leluhur kita di masyarakat pada jaman dahulu. Jika misalnya leluhur kita dahulu pernah menjadi raja, maka keturunannya akan memakai nama Kawitan tersebut. Begitu pula jika seandainya leluhur kita dulu menjadi wiku, maka keturunannya akan memakai mana Kawitan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kita, bahwa sesungguhnya kita punya Kawitan para leluhur yang luar biasa, yang sakti, bijaksana, Dharma dan berwibawa. Sehingga bisa kita jadikan pedoman dan panutan kedalam diri sendiri. Makna Pura KawitanPura Kawitan adalah tempat pemujaan roh suci leluhur oleh umat Hindu yang memiliki ikatan “wit” atau leluhur berdasarkan garis keturunannya. Jadi Pura Kawitan bersifat spesifik atau khusus sebagai tempat pemujaan umat Hindu yang mempunyai ikatan darah sesuai dengan garis keturunannya. Contoh-contoh pura yang termasuk dalam kelompok Pura Kawitan antara lain Sanggah/Merajan, Pura Ibu, Dadia, Pedharman, dan yang Akan KawitanPernahkah semeton sering merasa tidak tenang, tentram atau sakit-sakitan. Itu bisa jadi kemungkinan karena melupakan kawitan / leluhur. Tidak berarti leluhur menyakiti / membuat membuat tidak merasa nyaman, akan tetapi agar kita tidak melupakan para leluhur dan selalu berbhakti kepada leluhur. Karena itu merupakan salah satu penerapan dari pelaksanaan Panca Srada. Pengertian Panca Sradha adalah lima keyakinan yang dimiliki oleh umat Hindu. 1. Percaya terhadap adanya Brahman percaya akan adanya Sang Hyang Widhi2. Percaya terhadap adanya atman percaya akan adanya Sang Hyang Atman3. Percaya terhadap adanya karmaphala percaya akan adanya hukum karma phala4. Percaya terhadap adanya punarbhawa percaya akan adanya kelahiran kembali5. Percaya terhadap adanya moksa kepercayaan akan terjadinya persatuan Atman dengan Brahman bila Atman sudah suciMungkin ada semeton yang masih dalam Pencarian Keyakinan Diri atau Pencarian Apakah Kawitannya, hendaknya sering-seringlah sembahyang dan Meditasi . Memohon petunjuk kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan keteguhan hati yang kuat serta kesabaran. Niscaya akan diberikan jalan yang benar menuju ke sendiri adalah warih Dalem, Kawitan saya adalah Dalem Tarukan yang berpusat di Bangli atau disebut juga Para Gotra Sentana Dalem Tarukan. Mungkin pembaca di sini ada yang sama Kawitannya dengan Saya? Semoga dapat bermanfaat untuk semeton. Jika ada makna dan sejarah yang kurang lengkap atau kurang tepat. Mohon dikoreksi, Om Santhi, Santhi, Santhi Om.sumberIda Pendada Made Gunung, okanila. - Pada kesempatan ini akan dibagikan penulisan aksara Bali dari nama pelinggih, pura seperti Surya, Kawitan, Melanting, Kemulan dan lain sebagainya. Langsung saja dilihat di bawah ini penulisannya dalam aksara Latin Aksara Bali Arti Apit Lawang [✔] h pi tÞ w*, Balé [✔] b el, Balé Agung [✔] b el h gu*, Balé Bandung [✔] b el b nÑ¡*, Balé Bunder [✔] b el bu nÑ$ , Balé Kambang [✔] b el k mã* , Balé Gedé [✔] b elg ed, Balé Kulkul [✔] b el ku l¡ l/ , Balé Majalila [✔] b el m j lø l/ , Balé Malang [✔] b el ml* , Balé Mujur [✔] b el muju , Balé Mundak [✔] b el mu nÑ k/ , Balé Mandapa [✔] b el m nÑ p , Balé Manguntur [✔] b el m £u nÓ¡ , Balé Murda [✔] b el mU dÒ , Balé Ongkara [✔] b el O£or , Balé Pangambuhan [✔] b el p £ m¡ h n/ , Balé Pegat [✔] b el p g t/ , Balé Paselang [✔] b el p s l* , Balé Pelik [✔] b el p lø k/ , Balé Sakutus [✔] b el s ku tu s/ , Balé Salunglung [✔] b el s lu* lu* , Balé Sari [✔] b el sori , Balé Kembang Sirang [✔] b el k mã* si r* , Balé Sumangkirang [✔] b el ° su m £i r* , Balé Tegeh [✔] b el t g; , Balé Timbang [✔] b el tø mã* , Balé Wongkilas [✔] b el eWÿ £i l s/ , Betara [✔] v ªor, Betara Sangkara [✔] v ª or s \ r , Candi [✔] c xÒø , Candi Bentar[✔] c xÒø b nÓ , Candi Kurung [✔] c xÒø ku ru* , Catu mujung c tu mu ju*¾, Dalem [✔] d ò m/ , Darma [✔] Œ m , Dana Punia [✔] don pu xê, Déwa Buncing [✔] ed w bu ZÇ&ÿ¾¾, Déwa Hyang Putus [✔] ed w hê*¾ pu tu s/ ¾, Déwa Manik [✔] ed w m xø k/ , Déwa Kembar [✔] ed w k mã¾¾, Déwa Hyang [✔] ed w hê*, Déwa Hyang Anom [✔] ed w hê*¾ h eNÿ m/ ¾, Ganésa g en ´¾, Gunung Batur [✔] gu nu*¾ b tu¾, Gedong [✔] g eA*ÿ , Gedong Simpen [✔] g eA*ÿ si mæ n/ , Gunung Agung [✔] gu nu*¾ h gu*¾, Hyang [✔] hê* , Hyang Kompyang [✔] hê* eKÿ mæê* , Hyang Guru [✔] hê*¾ gu ru, Jero [✔] j eRÿ, Jero Nyoman j eRÿ eZÿo m n/ , Jero Luh j eRÿ lu ;¾ , Jro Pikul ejÉo pi ku l/ , Jro Pikul ejÉo pi ku l/ , Kemulan [✔] kmUln/, Kawitan [✔] k wi t n/ , Kayu Selem k yu s ò m/ ¾, Kerta Kawat k$¾ t k w t/ , Limas Catu [✔] lø m sÇ tu , Limas Sari [✔] lø m sŠori , Lumbung [✔] lu m¡*¾ , Manjangan Saluang [✔] m Zéÿ £ nŠ lÙ* , Manik [✔] m xø k/ , Melanting [✔] m l nÓ&¾, Maspahit m sæ hø t/ , Menjangan Seluang m Zéÿ \ n¾Š lu w*¾, Medal mdl/, Ngranjing £É Zéÿ&¾, Parhyangan [✔] p hê £ n/ , Pangaruman [✔] p £ rU m n/ , Piasan pê s n/, Pucak Sari pu c k¾Šo ri, Pasarén Sari p s er n¾Šo ri, Pulaki pu l kø, Pamuteran p mu t r n/ , Pegaluhan p g lu h n/ , Pabean p eb y n/ , Paibon p hø ebo n/ , Peraneman Kawitan p r n m n¾ wi t n/ , Peraneman Jajaran p r n m n¾é j r n/ , Pertiwi p$ tø wi¾, Pangrurah p \ɱ r ;¾¾, Padmasari p dß Sÿ ri, Patih Agung p tø ;¾ h gu*¾, Ratu Ngrurah [✔] r tu £É± r; , Pura Jebug Puncak Sari pu r j bu g¾æu ZÇÿ k¾Šori, Pesarén p s er n/ , Pitara/pitari t k×u, Penunggun Karang pnu \á¡ n¾ r*¾, Ratu Ngurah Jaksa r tu \u r ;¾ j k×, Sagara [✔] Sÿ g r , Sanggar [✔] s £á , - Sanggar Agung[✔] s £á h gu* , Sanggar Surya [✔] s £á sU y , Sanggar Tawang [✔] s £á t w* , Sanggar Tutuan [✔] s £á tu tÙ n/ , Sapta Patala [✔] s pÓ p t l, Surya [✔] sU y, Siwa Kemimitan ´ø w k mi mi t n/, Sri Rambut Sedana ´Éù r m¡ t¾Š d n, Tugu Karang tu gu k r*¾, Taksu [✔] t k×u, Ulun Danu [✔] hu lu nÑ nu, - -, Diupdate 3 Juni 2023 Tanda [✔] berarti sudah sesuai dengan penulisan pada kamus yang dikeluarkan oleh dinas kebudayaan. Tutorial Menggunakan Bali Simbar di Laptop/Komputer3 Aplikasi untuk Mengetik Aksara Bali di AndroidKumpulan Stiker Whatsapp Bahasa BaliDemikianlah postingan hari terkait dengan Penulisan Nama Pelinggih, Sanggah, Merajan, Pura Aksara Bali Surya, Kemulan, Kawitan, Pulaki, Melanting, Pabean, Paibon, LebuhJika ada pertanyaan silakan sampaikan pada kolom komentar atau bisa klik kontak yang ada di bawah iniInstagram bahasa_baliFacebook Belajar BahasaBaliYoutube Belajar BahasaBaliWhatsapp Belajar BahasaBaliSemoga bermanfaat, sampai jumpa dan terima kasih!aksara bali surya, penulisan nama pelinggih aksara bali, penulisan kemulan, kawitan dalam aksara bali, penulisan nama pelinggih dalam aksara bali lengkap Pulau Bali dikenal juga dengan nama pulau Dewata atau pulau Seribu Pura, nama tersebut sangat beralasan, karena keyakinan umat beragama bagi masyarakat Bali adalah mayoritas beragama Hindu dan mengenal adanya banyak nama Dewa sebagai manifestasi Tuhan. Yang pada intinya Tuhan tersebut adalah satu namun disebutkan dengan banyak nama sesuai sifat dan fungsinya. Stana dan tempat suci dari Tuhan tersebut dinamakan Pura, untuk itulah terdapat banyak pura di Bali. Tuhan dalam konsep kepercayaan agama Hindu, bukanlah suatu sosok tertentu, tidak spesifik, Dia tidak terpisah dari jagat raya ini, Dia adalah segalanya, Dia sebagai awal dan akhir segalanya. Tuhan tak tersentuh, tak terpikirkan, hening dan tak tergoyahkan. Ketika Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya, maka manusia hanya melihatnya sebagai sinar suci. Dan sinar suci Tuhan dikenal dengan nama Dewa. baca juga paket Pura Besakih – Lempuyang Tour >>>> Dewa berasal dari kata Div yang artinya sinar, maka sejatinya sinar suci tersebutlah yang bisa ditangkap oleh manusia dan disebut Dewa, dan untuk itulah dibedakan sifat dari sinar-sinar suci tersebut sesuai sifatnya dalam sebutan banyak nama. Dan untuk itulah ada sebutan banyak Dewa dalam ajaran agama Hindu, namun satu Tuhan yakni Ida Sang Hyang widhi Wasa. Salah satu contoh nama atau penamaan pura di Bali, termasuk nama Dewa yang distanakan di tempat suci tersebut seperti pada pada pura Kahyangan Tiga pada setiap desa adat atau desa Pekraman di Bali. Pura Kahyangan Tiga tersebut diantaranya pura Desa sebagai stana Dewa Brahma yang berfungsi sebagai Dewa pencipta, Puseh sebagai stana Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara dan Dalem sebagai stana Dewa Siwa yang berfungsi sebagai Pelebur, sesuai dengan kehidupan kita lahir, hidup dan mati. Ketiga dewa tersebut dikenal juga dengan sebutan Dewa Tri Murti. Dan terdapat banyak lagi Pura di Bali lainnya yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu. baca juga sejarah kerajaan Bali kuno di Bali >>>> Konsep pembangunan sebuah tempat suci di Bali juga tidak sembarangan, apalagi sebuah pura besar yang merupakan kahyangan jagat mengadopsi kearifan lokal dengan arsitektur Bali yang khas unik dan indah, tata ruangnya mengacu pada panduan Asta Kosala Kosali dan Tri Hita Karana. Sangat memperhatikan unsur keselarasan dengan sang Pencipta, dengan sesama dan juga lingkungan. Setiap pura yang dibangun menyesuaikan ukuran panjang, lebar, tinggi, tingkatan, hiasan dan posisi bangunan sesuai acuan Asta Kosala Kosali tersebut. Di pulau Dewata Bali, tidak hanya pembangunan tempat suci menyesuaikan dengan acuan tata ruang seperti yang di acuan Asta Kosala Kosali, tetapi kalau bisa juga saat pembangunan rumah atau pekarangan yang memungkinkan, sehingga diharapkan bisa berjalan selaras pada kehidupan manusia tersebut, baik itu hubungan dengan Tuhan, sesama maupun lingkungan sekitar. Salah satu penerapan, tata ruang desa yang menerapkan pembangunan tempat suci sesuai acuan Asta Kosala Kosali adalah desa adat Penglipuran yang juga dijadikan salah satu objek wisata di Bali, pura desa dibangun di hulu desa, perumahan penduduk di tengah-tengah desa dan kuburan dibangun di hilir desa. Dari sekian banyaknya pura di Bali, berdasarkan fungsi dan karakteristiknya dikelompokkan menjadi 4 jenis, seperti; 1. Pura Kahyangan jagat dan Dang Kahyangan Jagat Tempat suci ini menjadi penyungsungan jagat oleh seluruh umat Hindu di Bali, tergolong umum tempat memuja Tuhan sesuai dengan segala prabhawa ataupun manisfestasi-Nya, bangunan suci tersebut tersebut menempati 8 penjuru mata angin termasuk 1 pura di tengah-tengah, sehingga tuhan yang berstana di masing-masing pura dikenal dengan sebutan Dewata Nawa Sanga, tempat suci tersebut diantaranya; Pura Besakih – Timur Laut / Ersanya – sebagai stana Dewa Sambu – Sakti Maha Dewi – senjatanya Trisula – warna biru – aksara sucinya Wa. Pura Lempuyang – Timur / Purwa – sebagai stana Dewa Iswara – sakti Uma Dewi – senjatanya Bajra – warna putih – aksara sucinya Sa. Pura Goa Lawah – Tenggara / Genya – sebagai stana Dewa Maheswara – Sakti Laksmi Dewi – senjatanya Dupa – warna merah muda – aksara sucinya Na. Pura Andakasa – Selatan / Daksina – sebagai stana Dewa Brahma – Sakti Dewi Saraswati – senjatanya Gada – warna merah – aksara sucinya Ba. Pura Uluwatu – Barat Daya / Noritya – sebagai stana Dewa Rudra – Sakti Dewi Santani – senjatanya Moksala – warna Jingga – aksara sucinya Ma. Pura Batukaru – Barat / Pascima – sebagai stana Dewa Mahadewa – Sakti Dewi Saci – senjatanya Nagapasa – warna Kuning – aksara sucinya Ta. Pura Puncak Mangu – Barat Laut/ Wayabya – sebagai stana Dewa Sangkara – Sakti Dewi Rodri – senjatanya Angkus – warna hijau – aksara sucinya Si. Pura Ulun Danu – Utara / Uttara – sebagai stana Dewa Wisnu – Sakti Dewi Sri – senjatanya Cakra – warna hitam – aksara sucinya A. Pura Besakih – Tengah / Madya – sebagai stana Dewa Siwa – Sakti Uma Dewi Parwati – senjatanya Padma – Panca Warna brumbun – aksara sucinya I dan Ya. Selain Kahyangan Jagat juga dikenal juga istilah Dang Kahyangan Jagat, pura Dang Kahyangan Jagat dibangun tersebut dibangun sebagai tempat pemujaan dan penghormatan terhadap guru-guru suci untuk menghormati jasa-jasa seorang pandita. Sejumlah pura Dang Kahyangan Jagat tersebut diantaranya Rambut Siwi berkaitan dengan perjalanan rohani Dang Hyang Nirartha yang meletakkan sehelai rambutnya sehingga bernama Rambut Siwi, pura Silayukti sebagai tempat moksahnya Mpu Kuturan, Tanah Lot, Ponjok, Pulaki tidak lepas dari kedatangan Danghyang Nirartha ke Bali. Dan banyak lagi tempat suci lainnya yang dikelompokkan sebagai Dang Kahyangan Jagat. 2. Pura Kahyangan Tiga Dalam setiap desa adat atau desa pekraman di Bali terdapat 3 buah tempat suci utama yang dinamakan dengan Pura Kahyangan Tiga, yaitu Pura Desa tempat stana dewa Brahma, Puseh Stana Dewa Wisnu dan Dalem stana Dewa Siwa. 3. Pura Swagina Pura di Bali ini dikelompokkan berdasarkan fungsinya, berdasarkan kesamaan dalam sebuah mata pencaharian atau sebuah pekerjaan seperti Pura Melanting untuk para pedagang, Subak, Bedugul, Ulunsuwi dan Uluncarik untuk para petani, ada juga tempat suci pura pada sebuah perkantoran, perusahaan ataupun hotel. 4. Pura Kawitan Dibangun berdasarkan asal-usul dalam satu garis keturunan atau wit sehingga dikenal dengan nama Kawitan, bangunan suci dalam kelompok ini seperti Sanggah pemerajan yang ada dalam rumah masing-masing, Dadia, Paibon, Panti dan Pedarman yang ada di Besakih. Objek wisata Pura di Bali Desain bangunan suci tersebut tampil menarik dan indah, pulau Dewata Bali sebagai destinasi wisata dunia, tentunya hal-hal unik dan juga warisan budaya masa lalu tersebut menjadi hal menarik untuk dinikmati, di tambah lagi keindahan alam sekitarnya yang ditawarkan. Keindahan, keunikan dan budaya seni yang ditampilkan pura tersebut, membuatnya beberapa dari pura yang ada di Bali juga cukup menarik perhatian wisatawan dan sering dikunjungi melengkapi objek wisata di Bali. lanjut baca daftar objek wisata pura di Bali >>>> Ada sejumlah pura di Bali yang menjadi destinasi wisata dan tujuan tour bagi wisatawan, seperti Pura Besakih, Uluwatu, Batukaru, Tanah Lot, Taman Ayun, Kehen, Ulun Danu Bedugul, Pura Puseh Batuan dan sekarang yang sedang trends adalah Pura Penataran Agung Lempuyang, pura ini menawarkan pemandangan instagramable, sehingga selalu ramai wisatawan, apalagi mereka yang hobi foto selfie. Bali Tours Club menyediakan sewa mobil di Bali, baik itu sewa mobil plus supir ataupun lepas kunci, termasuk juga sewa bus pariwisata. Paket tour murah juga disediakan, mulai dari tour setengah hari sampai 6 hari tour. Layanan wisata seperti berbagai jenis rekreasi juga tersedia, seperti rekreasi kapal selam Odyssey Submarine Bali, rekreasi rafting di Ayung Ubud, cruise, wisata naik unta dan watersport di Tanjung Benoa. Untuk tiket fast boat disediakan tiket ke Nusa Lembongan, Nusa Penida dan fast boat ke Gili Trawangan Lombok dengan harga lebih murah, semuanya untuk melengkapi keperluan liburan anda.

nama nama kawitan di bali